PROSES TERBENTUKNYA KELOMPOK SOSIAL
|
|
BAB II
PEMBAHASAN
- Pengertian Kelompok Sosial
Pada umumnya keterkaitan dan ketergantungan antara manusia satu dengan
yang lainnya mendorong manusia untuk membentuk kelompok-kelompok masyarakat
yang disebut kelompok sosial atau social group. Apa itu kelompok sosial ?.
Berikut pandangan para ahli tentang pengertian kelompok sosial :
- Mayor Polak
Kelompok
sosial adalah sejumlah orang yang saling berhubungan dalam sebuah struktur.[3]
- Wila Huky
Kelompok
merupakan suatu unit yang terdiri dari 2 orang atau lebih yang saling
berinteraksi dan saling berkomunikasi.[4]
- Robert K. Merton
Kelompok
adalah sekumpulan orang yang saling berinteraksi sesuai pola yang telah mapan.[5]
Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa, kelompok sosial adalah
kumpulan individu yang memiliki hubungan yang saling berinteraksi sehingga
mengakibatkan timbulnya rasa kebersamaan dan rasa memiliki.
- Syarat dan Ciri – ciri Terbentuknya Kelompok Sosial
Syarat-syarat
terbentuknya kelompok sosial antara lain sebagai berikut :
Selain syarat terbentuknya kelompok sosial ada pula ciri-ciri kelompok
sosial. Adapun ciri-ciri kelompok sosial adalah sebagai berikut :
1. Merupakan kesatuan yang nyata dan dapat dibedakan
dari kelompok atau kesatuan manusia yang lain.
2. Merupakan
struktur sosial
3. Memiliki norma-norma yang mengatur hubungan
diantara para anggotanya.
4. Memiliki faktor pengikat.
5. Adanya interaksi dan komunikasi diantara para
anggotanya.
- Proses Terbentuknya Kelompok Sosial
1. Faktor-faktor pendorong terbentuknya kelompok
sosial
a. Dorongan
untuk mempertahankan hidup.
b. Dorongan untuk meneruskan keturunan.
2. Dasar pembentukan kelompok sosial
a. Kesatuan genealogis atau faktor keturunan.
b. Kesatuan religius.
c. Kesatuan teritorial ( community ).
- Bentuk-bentuk Kelompok Sosial
Bentuk-bentuk kelompok sosial dibagi menjadi 3 yaitu kelompok sosial
teratur kelompok sosial tidak teratur dan kelompok sosial berdasarkan tempat
tinggal.
- Kelompok sosial teratur
Macam-macam
kelompok sosial yang teratur antara lain sebagai berikut :
a. In-Grup dan Out-Grup
In-Grup
adalah kelompok sosial yang mejadi tempat bagi individu-individu anggotanya
mengidentifikasikan dirinya. Sedangkan out-group adalah kelompok sosial yang
oleh para anggotanya diartikan
sebagai
lawan in-gruop. Secara umum para anggota in-group memiliki sikap keterkaitan
dengan menonjolkan simbol-simbol kelompoknya. Sedangkan sikap out-group sering
kali ditandai dengan suatu kelainan yang berupa antagonisme atau antipati.[12]
b. Kelompok Primer dan Kelompok Sekunder
Kelompok
primer adalah kelompok yang ditandai dengan adanya ciri-ciri saling mengenal
antar anggotanya serta adanya kerja sama erat yang bersifat pribadi. Syarat
utama keanggota kelompok primer adalah antar anggota kelompok saling berdekatan
secara fisik, kelompok tersebut kecil, dan adanya suatu kelanggengan hubungan
antar anggota yang bersangkutan. Adapun istilah kelompok sekunder biasanya
dipakai untuk menggambarkan apa yang menjadi lawan dari kelompok primer, yaitu
kelompok-kelompok besar yang terdiri dari banyak orang dengan hubungan yang
tidak perlu didasarkan pada saling mengenal secara pribadi serta sifatnya yang
tidak terlalu langgeng.[13]
c. Paguyuban ( Gemeinschaff ) dan Patembayan (
Gesellschaft )
Gemeinschaff
adalah suatu kelompok sosial yang hidup bersama di mana para anggotanya terikat
oleh hubungan batin yang bersifat alamiah dan kekal serta didasarkan perasaan
cinta atau perasaan batin yang kuat.
Dalam
paguyuban ( Gemeinschaff ) di bagi menjadi 3 tipe, yaitu :
1). Paguyuban karena ikatan darah
2).
Paguyuban karena tempat
3).
Paguyuban karena jiwa-pikiran
Adapun
Gesellschaft adalah suatu kelompok sosial yang terikat oleh hubungan lahir dan
bersifat singkat serta berbentuk perkumpulan. Ciri pokok Gesellschaft adalah
terbatas pada urusan tertentu merupakan hubungan antar peran status serta
bersifat public life. Bentuk campuran antara paguyuban dan patembayan disebut
Burgeliche Gesellschaft.[14]
d. Formal Group dan Informal Group
Formal
Group adalah kelompok sosial yang mempunyai peraturan-peraturan tegas yang
diciptakan dengan sengaja oleh para anggotanya untuk mengatur hubungan antar
mereka sendiri. Adapun informal adalah
kelompok sosial yang tidak mempunyai struktur yang pasti.[15]
e. Membership Group dan Referance Group
Membership
Group adalah suatu kelompok sosial dimana setiap orang secara fisik menjadi
anggota kelompok tersebut ( suatu kelompok sosial yang para anggotanya tercatat
secara fisik ). Adapun reference group adalah kelompok sosial yang menjadi
acuan
dalam berperilaku maupun mengembangkan kepribadian para individu yang tidak
tercatat secara fisik dalam keanggotaan kelompok tersebut.[16] Referance group dibagi menjadi 2, yaitu :
1). Tipe
normatif
2). Tipe
perbandingan
f. Kelompok Okupasional dan
Volonter
Kelompok Okupasional
merupakan kelompok orang-orang yang melakukan pekerjaan sejenis. Sedangkan
kelompok volonter meliputi orang-orang yang mempunyai kepentingan sama namun
tidak mendapatkan perhatian masyarakat.[17]
- Kelompok Sosial Tidak Teratur
a. Kerumunan ( Crowd )
Kerumunan
adalah berkumpulnya orang-orang pada suatu tempat karena adanya pusat perhatian
yang sama. Ciri-ciri kerumunan antara lain :
1). Tidak terorganisasi
2).
Tidak memiliki sistem pembagian kerja
3).
Adanya interaksi sosial
4). Mudah
melakukan aksi
5).
Tidak memiliki alat pengendalian soial.
b. Publik
Publik merupakan kelompok
yang bukan merupakan kesatuan. Interaksi terjadi secara tidak langsung melalui
berbagi alat komunikasi.[18] Adapun ciri-cirinya antara lain :
1). Suatu kelompok bukan
merupakan kesatuan. [19]
2). Interaksi antar
anggotanya berlangsung secara tidak langsung.
3).
Perilaku publik didasarkan pada perilaku individu.
4). Tidak saling mengenal
satu dengan yang lainnya.
5). Berusaha untuk menguasai masalah tersebut dan
adanya kecenderungan berfikir
rasional.
c. Massa
Merupakan
kumpulan manusia dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1). Terdiri
dari orang dari segala lapisan.
2). Tidak
ada interaksi dan interrelasi satu dengan yang lainnya.
3). Bersifat
anonim dan heterogen.
4). Tidak
bisa bertindak secara teratur .[20]
3. Kelompok
Sosial Berdasarkan Tempat Tinggal
a.
Masyarakat Setempat
Masyarakat setempat adalah suatu wilayah
kehidupan sosial yang ditandai oleh suatu derajat hubugan sosial tertentu dan
menjadi dasar adanya masyarakat setempat adalah lokalitas serta perasaan semasyarakat
setempat tersebut.[21]
b. Masyarakat
Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan
Perbincangan mengenai masyarakat pedesaan dan perkotaan tidak terlepas
dari fenomena sosial urbanisasi. Urbanisasi merupakan suatu proses perpindahan
penduduk dari desa ke kota.[22] Sebab-sebab urbanisasi dapat ditinjau dari dua
sudut, yaitu faktor yang mendorong penduduk desa untuk meniggalkan
tempat/daerah kediamannya dan faktor kota yang menarik penduduk desa untuk
pindah dan menetap di kota. Dan akibat-akibat negatif dari urbanisasi adalah :
1). Pengangguran.
2).
Naiknya kriminalitas.
3).
Persoalan perwismaan.
4). Kenakalan anak.
5).
Persoalan reaksi.
D. Pola Hubungan antar Kelompok dalam Masyarakat
Hubungan antar kelompok banyak
diwarnai dengan pola-pola tertentu yang khas. Di antaranya adalah :
1. Akulturasi
Akulturasi adalah percampuran dua kebudayaan yang
menghasilkan budaya baru akan tetapi tidak menghilangkan ciri khas kebudayaan aslinya.
2. Genosida
Yaitu pembunuhan secara sistematis dalam rangka
menghancurkan ras, etnik, atau agama tertentu.[23]
3. Perbudakan
Yaitu sistem perhambaan yang terlembagakan.
4. Diskriminasi
Yaitu perlakuan tidak adil yang dilakukan secara
sengaja terhadap orang/kelompok lain yang didasarkan pada prasangka mengenai
identitas agama, ras, atau etnik.[24]
5. Amalgamasi
Yaitu perkawianan campuran antar kelompok yang
berbeda.
6. Asimilasi
Yaitu percampuran dua kebudayaan yang berbeda dan
menghasilkan kebudayaan yang baru.
7. Pluralisme
Yaitu suatu keadaan di mana kelompok yang berbeda
ras, etnik, atau agama saling memelihara identitas budaya dan jaringan sosial,
serta tetap bersama-sama berpartisipasi dalam sistem ekonomi dan politik.[25]
8. Multikulturalisme
Yaitu kebijakan publik yang mendorong seluruh kelompok
budaya dalam masyarakat untuk bersedia menerima dan berinteraksi dengan
kelompok lain secara sederajat.[26]
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Setelah penulis
menyelesaikan pembahasan tentang “
Proses Terbentuknya Kelompok Sosial “ maka penulis dapat mengambil kesimpulan
bahwa :
1.
Kelompok sosial dapat diartikan sebagai
kumpulan individu yang memiliki hubungan yang saling berinteraksi sehingga
mengakibatkan timbulnya rasa kebersamaan dan rasa memiliki.
2. Suatu kelompok dinyatakan sebagai kelompok sosial
jika memenuhi persyaratan dan ciri-ciri sebagai kelompok sosial.
3. Dalam proses
terbentuknya kelompok sosial sangat dipengaruhi oleh faktor pendorong dan dasar
pembentukan kelompok sosial.
4. Bentuk-bentuk kelompok sosial dalam proses terbentuknya
kelompok sosial di bagi menjadi tiga, yaitu kelompok sosial teratur, kelompok
sosial tidak teratur dan kelompok sosial berdasarkan tempat tinggal.
5. Dalam proses terbentuknya kelompok sosial terdapat
pola hubungan antar kelompok dalam masyarakat diantaranya adalah asimilasi, akulturasi, perbudakan, genosida,
perbudakan, diskriminasi, amalgamasi, pluralisme dan multikulturalisme.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusini alamat fb aku di add ea hehehehe
BalasHapushttp://www.facebook.com/haji.sanjaya